Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Hadirlah

Kemarilah oleh kau yang dikenal tubuh Bersua pada semua ruang yang kita miliki Apakah jarak masih membatas rasa (?) Apakah ketiadaan masih membatasi hasrat (?) Kupikir tidak. Kita t'lah di dunia imaji, kasih... Bayangmu berkelebat sejauh hari yang kukenal Apakah hujan membawa pesanku kepada mu? Atau peluh oleh cuaca siang mengingatkan hasrat mu? Kemarilah. Tulisan Apakah tulisan tak cukup membawa mu kepadaku? Sebab hanya itu yang kupunya Kupinjam dari kesunyianku akan keingintahuan Entah itu pengetahuan tentang mu kasih Kemarilah. Hadirkanlah imajimu padaku Dalam segenap tulisan yang kuinginkan Mungkinkah kau juga menginginkan (?) Aku tak tahu sebab tulisanmu tak kumiliki Berikanlah Kutunggu kau dalam keinginanku Tak terbatasi ruang dan jarak Aku menikmatinya hingga tak tahu kapan Sebab masa-masa ringkas itu nikmat Senikmat ruang sewa yang kusinggahi Siang yang panas itu

Menerima

di bangku besi swalayan tempat biasa aku hadir dan menunggumu untuk bersua melepas hasrat gelora SMA kita kuutarakan kalimat menyebalkan itu. Masa-masa kisah percintaan khas remaja akil balig yang terlalui berkelebat dalam kepala di malam yang cukup dingin itu karena sore hujan lebat. Masa SMA memang terkadang terasa benar sebagai masa emas. Masa dimana segala pengalaman akan hal-hal baru hingga hasrat ternikmati dengan jujur. Walau terdengar naif, setiap remaja SMA memiliki pengalaman dan hasrat itu. Tak terkecuali kita. Hasrat kita bergelora. Dinginnya malam juga bangku besi itu dengan cepat menarik kembali angan yang berlarian dengan riang pada kenyataan menyebalkan yang kuutarakan. Kau mungkin sudah menduga karena sikapku yang sejauh hari semakin berubah. Namun, keadaan malam itu tetap memberikan perasaan getir. Jalinan intim kita harus berakhir. Itulah inti kalimat dari panjangnya dalil perkataan ku. Dengan mata memerah, kau menerima. Aku teringat pada masa remaja kita, masa SM...