Aku, kini dan hari

Ada seduhan kopi yang saban pagi ku kecap Terutama di pagi yang dingin dengan kabut yang saru Dingin pagi dengan kopi yang panas adalah perpaduan Membuat pinggul enggan berpindah untuk memulai Menatap embun membasahi helai rerumputan Yang perlahan pergi entah kemana seiring sisip nur Pinggul pun semakin enggak memulai hari Ada air yang dingin terdengar mengalir Dari sebuah keran besi mengkilap yang dingin juga Mengisi bak kotak berbahan plastik Yang sisi dan sudutnya tampak sedikit berlumut Bunyi air itu semakin membuat resah pinggul Yang sedari awal enggan bergerak Hanya ingin menyesap kopi yang panas Waktu memang jahat bagi mereka yang membencinya Begitu juga aku yang begitu mudahnya merasa waktu Bergulir bagai bongkah batu padas yang terlepas Dari tebing juram vertikal tanpa undak Meluncur saja tanpa memedulikan bawahnya Bagi setiap yang dilaluinya adalah kesialan Waktu memang banyak menuntut Selepas bersiap, aku meninggalkan kopi yang mulai dingin Selalu bersisa dan kuminum di mala...