Tatap Kesunyian

Minggu siang itu begitu terik Tanah meruapkan hawa lembab sisa hujan tadi malam Awan berarak dikejauhan seperti berkejaran Sesekali berkumpul kemudian pergi masing-masing Mulai tampak abu-abu pertanda titik air Aku berdiri dibalik pohon kemiri berdahan jarang Mempersembahkan tatap kesunyian Minggu siang itu tak begitu istimewa Seperti banyak Minggu yang terlewati Terkadang kosong tak jarang membawa letih pinggang Minggu siang itu aku bangun pagi demi sesuatu Memaksa kaki melangkah oleh sebuah perihal Mempertontonkan tatap kesunyian Minggu siang itu adalah minggu ke-1664 ku Mengecap raga dalam riak-riak udara dan bulir padi Aku merasa hidup adalah catatan tak usai Tak pernah sempurna dalam frasa meski tak buruk Tak kesemuanya dapat tersimpan baik Raga yang bernafas adalah sebuah anugerah Menyaksikan tatap kesunyian Minggu siang itu aku berada Pada sebuah kehidupan mencari nafkah Dikelilingi orang-orang yang dapurnya tak kukenal Yang berupaya menjadi arif Yan...