Menjaga Alam Melalui Tulisan
Peningkatan minat dan trend akan kegiatan pendakian gunung beberapa tahun terakhir ini memang sangat signifikan. Pendakian gunung bukanlah lagi kegiatan milik kalangan-kalangan tertentu saja yang khusus berfokus pada dunia pendakian seperti kelompok mahasiswa pencinta alam, komunitas-komunitas pendaki gunung atau lembaga pemerintah yang khusus menangani wilayah gunung atau perbukitan.
Hari ini siapa saja sudah dapat dengan mudah untuk melaksanakan kegiatan ini. Tingginya pertumbuhan minat akan pendakian ini juga diikuti oleh menjamurnya usaha atau orang-orang yang mampu menyediakan jasa/barang yang berhubungan dengan kebutuhan pendakian gunung tersebut.
Bila sebelumnya sangat sulit untuk menyiapkan peralatan atau mengusahakan jasa dalam pendakian gunung, hari ini siapa saja dapat dengan mudah mendapatkan hal tersebut hanya melalui genggaman tangan (handphone red.). Pola penyewaan peralatan pendakian gunung hari ini pun turut membantu kemudahan bagi orang awam untuk melakukan kegiatan tersebut. Ditambah dengan banyaknya jasa pendampingan pendakian (guide red.) semakin menambah minat dan kemudahan para penggunanya. Alhasil, kuantitas pendakian gunung hampir diseluruh wilayah Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan.
Trend ditengah kalangan kawula muda juga sangat mempengaruhi peningkatan kegiatan pendakian gunung, ditahun-tahun sebelumnya kelompok-kelompok pendakian gunung sangat terbatas dikarenakan sulitnya mengupayakan hal-hal pendukung dalam pendakian hari ini kelompok-kelompok sejenis sangat menjamur dimana-mana sebagai bentuk "trend" yang sedang digandrungi anak muda. Hal ini juga disadari oleh para penggiat usaha industri penyedia peralatan pendakian dengan memproduksi peralatan dan kebutuhan pendakian yang cukup terjangkau dan berkualitas, serta kemudahan untuk mendapatkannya dengan mulai menjamur dihampir semua kota besar di Indonesia.
MENULIS SEBAGAI KAMPANYE DAN EDUKASI
Dengan adanya fakta diatas, hal ini merupakan sebuah trend positip yang dapat dijadikan pilihan alternatif hiburan oleh generasi muda. Upaya-upaya peningkatan publikasi wisata lokal menjadi terbantu dengan tumbuhnya minat seperti ini yang otomatis menambah pemasukan ekonomi para penggiat wisata disektor-sektor yang berkaitan.
Namun, peningkatan kuantitas ini sangat lambat diikuti oleh peningkatan kualitas pendakian dari sisi pengetahuan maupun kesadaran akan pentingnya menjaga keberlangsungan ekologi tempat wisata yang sedang dinikmati. Peningkatan sampah non-organik meningkat tajam diwilayah gunung semenjak trend pendakian mulai hadir beberapa tahun belakangan. Kasus-kasus kecelakaan di gunung mulai dari tersesat hingga meregang nyawa pun cukup tinggi angkanya. Dari dua hal ini saja cukup mengindikasi bagaimana minimnya kualitas wawasan dan kesadaran dalam pendakian yang dimiliki generasi muda saat ini.
Kurangnya edukasi baik dari pihak terkait seperti kelompok-kelompok penggiat pendakian gunung atau mahasiswa pencinta alam maupun pemerintah sebagai pembuat kebijakan tidak intens dalam membuat kebijakan-kebijakan yang pro-ekologi. Lembaga-lembaga tersebut harusnya menjadi wadah-wadah bagi para penggiat pendakian yang masih awam serta menjadi partner dalam peningkatan kesadaran akan pentingnya berwisata tanpa melupakan kepentingan ekologis.
Banyak hal yang dapat ditempuh untuk menjembatani edukasi yang sebenarnya sangat diperlukan oleh para penggiat pendakian awam tersebut. Mulai dari hal yang konvensional seperti kampanye bebas akan pentinganya pendakian cerdas yang berwawasan ekologis hingga bentuk seminar edukasi yang sifatnya lebih formal dan mengkaji lebih dalam. Kelompok-kelompok penggiat alam juga harus intens bersinergi dengan pemerintah untuk memberi masukan bagaimana cara untuk membuat aturan yang seimbang antara kebutuhan lingkungan dengan kebutuhan berwisata maupun ekonomi.
Di era berbasis teknologi informasi seperti ini sebenarnya untuk mendapatkan informasi pendakian yang baik dan benar sebenarnya sudahlah sangat mudah. Namun, hingga tingkat informasi umum saja biasanya yang banyak berseliweran. Alhasil, minat akan pendakian saja yang muncul tanpa adanya solusi-solusi kesadaran akan pentingnya pendakian yang berwawasan tentang gunung maupun menjaga lingkungan pendakian.
Para penggiat pendakian gunung yang memiliki kesadaran akan pentingnya pendakian yang berwawasan ekologis dapat mulai mengkampanyekan cara-cara mudah dan asik dalam melaksanakan pendakian tanpa harus merusak lingkungan gunung. Banyak hal dapat dikemas menjadi informasi mulai dari konsep pendakian ramah lingkungan, pendakian ultralight, peralatan-peralatan pendakian yang multifungsi, wawasan tentang gunung baik secara umum hingga upaya-upaya dalam mengatasi masalah pendakian, maupun mencoba untuk mengedukasi para penyedia jasa pendamping pendakian akan pentingnya melaksanakan pendakian yang memperhatikan konsekuensi ekologis. Masih banyak hal dan cara lainnya untuk dapat menciptakan iklim wisata pendakian yang sehat dan cerdas tidak hanya oleh penggiatnya tetapi juga imbas yang dirasakan alam.
Dengan adanya kesadaran untuk berwisata pendakian gunung dengan cerdas dan berwawasan ekologis niscaya sektor ekonomi wisata maupun budaya dalam berwisata akan terintegrasi dengan baik serta meningkat. Kegiatan pendakian adalah hal positip yang nilai-nilainya tidak hanya diterima oleh manusia saja namun alam sebagai wadah wisata juga harus mengalami imbasan yang baik juga terutama dalam keberlangsungan ekologi didalamnya.
Salam Lestari..!
#Opini memasyarakatkan pola wisata alam yang berwawasan lingkungan
Komentar
Posting Komentar