Propaganda Sebagai Wadah Kesadaran Publik
Bila kita melihat kembali jauh kebelakang pada masa revolusi Bolshevik di Rusia (1917) yang dipimpin Lenin selaku pemimpin revolusioner komunis Rusia, kita akan mendapati sebuah strategi dalam memicu kesadaran ditengah masyarakat Rusia untuk memberontak kepada ketidakadilan Monarki pimpinan Tsar Nikolai II yang menyebabkan penderitaan kepada rakyat pekerja dan tentara dengan bentuk penyebaran poster-poster bergambar untuk propaganda isu ditengah lingkungan Rusia. Strategi poster-poster ini terbukti berhasil mengangkat isu-isu revolusi pemerintahan dari sistem monarki yang lama memerintah di Rusia menjadi sistem komunis yang dianggap mampu membawa harapan baru bagi rakyat Rusia.
Bila kita beranjak dari fenomena poster propaganda dalam sejarah revolusi komunisme di Rusia ini, kita dapat menangkap sebuah isyarat bahwa propaganda adalah salah satu syarat dalam sebuah revolusi. Propaganda dalam hal ini tidak ditempatkan pada posisi yang negatif dan berbau kekuasaan politis namun sebagai sebuah upaya strategis dalam mencoba memberi sebuah warna kesadaran baru ditengah kepentingan publik.
Pada masa-masa awal pemberontakan nasionalis ditengah penjajahan kolonial Hindia Belanda juga banyak menerapkan pola isu-isu poster propaganda ala revolusi komunisme Rusia untuk menciptakan suasana perlawanan terhadapa kolonial dan kesadaran ditengah rakyat pekerja di nusantara. Poster-poster ini terbukti banyak menghasilkan kesadaran-kesadaran perlawanan terhadap kolonialisme oleh pejuang-pejuang bangsa. Hingga masa kemerdekaan Indonesia, melalui poster dan tulisan-tulisan propaganda banyak menghiasi upaya meraih kemerdekaan Indonesia bahkan Ir. Soekarno membuat sebuah tulisan pidato berjudul "Indonesia Menggugat" dalam sidang Landraad (dewan negeri) untuk peradilan atas dirinya didalam upayanya menggerakkan pergerakan nasional ditengah Indonesia untuk melawan politik kolonial. Pidatonya tersebut bahkan dijadikan dokumen politik dalam menentang kolonialisme dan imperialisme di bumi nusantara. Setelah kemerdekaan pun di masa-masa reformasi Indonesia, banyak tulisan-tulisan kritis yang mencoba memperlihatkan ketimpangan pemerintah dalam memperhatikan kepentingan publik Indonesi. Hal ini mengindikasi bahwa sebuah propaganda adalah senjata politik yang efisien dalam membuah arah perubahan.
Propaganda Dewasa Ini
Dewasa ini, didalam perkembangan teknologi informatika yang begitu pesat, propaganda adalah salah satu senjata paling efektif dalam menyampaikan pesan-pesan politis maupun sosial ketengah masyarakat. Bila dahulu perlu peralatan yang konvensional seperti poster dan tulisan dalam surat kabar dan waktu yang cukup lama untuk menyebarkan sebuah propaganda, hari-hari ini semua sudah dalam hitungan menit. Terbukti beberapa akhir ini beberapa propaganda berbau politis cukup dalam hitungan hari untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan menciptakan gelombang pergerakan. Katakanlah seperti isu "Polri vs TNI", "Polri vs KPK", "terorisme" dan banyak lainnya bahkan hal-hal yang berbau agama sekalipun tidak luput dari upaya sebuah propaganda.
Hari-hari ini pun wujud-wujud propaganda pun mengalami perkembangan seiring pertumbuhan teknologi itu sendiri. Bila dahulu dengan poster dan tulisan konvensional saat ini cukup melalui "gadget" ditangan berbagai bentuk propaganda dapat didesain sedemikian rupa yang mampu menggelitik publik untuk melihat maupun membacanya. Bahkan teknologi saat ini dengan mudahnya membuat setiap orang dengan mudah menyebarkan propaganda yang diciptakan hanya melalui gadget secara akumulatif. Ini adalah sebuah cara yang potensial dalam upaya propaganda di era millenial.
Sebagai akibat wujud propaganda adalah bertujuan dalam membentuk kesadaran baru publik, berimbas pada tujuan dari propaganda itu sendiri. Sekarang ini siapapun dapat menciptakan propaganda dengan tujuan apapun. Dalam konteks ini, hal tersebut adalah hal yang sah-sah saja bila melihat esensi dari propaganda itu sendri. Namun, ada yang hilang dalam nilai propaganda saat ini yang dahulu bertujuan pada kepentingan publik yaitu pada tujuan-tujuan yang sentimen sehingga menciptakan suasana "keruh" ditengah masyarakat sehingga nilai-nilai propaganda mengalami degradasi kredibilitas.
Banyaknya kepentingan berbagai golongan di Indonesia berakibat pada buruknya tujuan propaganda yang terjadi dan menjadi "jurang pemisah" kesadaran bersama sebagai warga negara. Hal ini adalah sebuah kesalahan dalam memanfaatkan propaganda sebagai cara menyampaikan tujuan. Seharusnya propaganda harus mengedepankan isu-isu kepentingan politis dan sosial khalayak umum yang lepas dari sentimen-sentimen pribadi maupun tujuan sesaat golongan seperti usaha mendapatkan simpatik massa demi kepentingan politik sehingga nilai-nilai propaganda tetap menjadi nilai kesadaran baru yang membawa edukasi yang baik bagi rakyat.
Propaganda Sebagai Wadah Edukasi
Propaganda bukan hanya bercerita hal-hal yang berbau politis untuk tujuan yang berbau politik juga. Dewasa ini propaganda adalah sebuah edukasi bagi masyarakat. Efisiensi propaganda haruslah dimaknai secara luas sehingga dapat berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat. Dengan teknologi saat ini siapapun kita yang mampu untuk menciptakan propaganda sehat dan baik untuk masyarakat haruslah selalu digalakkan untuk mengimbangi upaya-upaya propaganda yang negatif yang berseliweran ditengah masyarakat.
Adalah sebuah tujuan yang baik wujud propaganda itu diciptakan sehingga niscaya propaganda adalah hal yang baik untuk masyarakat. Nilai-nilai edukatif dalam propaganda harus menjadi bobot dalam isi propaganda agar masyarakat awam dapat melihat dan mengedukasi dirinya melalui itu. Buruknya cara-cara propaganda yang selama ini dicekcoki kepada kita haruslah dilawan dengan propaganda yang baik agar tercipta keseimbangan kesadaran sehingga tidak menuju arah masyarakat yang radikal.
Dengan teknologi informatika yang ada saat ini, propaganda harus menjadi hal yang menyenangkan bagi masyarakat dengan menciptakan propaganda-propaganda yang menarik dan kreatif namun juga berisi hal-hal edukatif. Bila cara-cara ini dapat intensif serta massif digerakkan didalam masyarakat seyogyanya kesadaran-kesadaran baru yang bernilai baik akan tumbuh subur didalam pemahaman masyarakat sehingga dapat menekan borok-borok propaganda buruk yang ditawarkan segelintir pihak yang ingin menciptakan suasana getir dalam negara. Dengan demikian kita menjaga propaganda tetap pada nilai-nilai hakikinya.***
Komentar
Posting Komentar