Paradoks
Di pagi hari yang dingin di sebuah ruang kelas yang masih di isi oleh dua siswa yang alas sepatunya penuh dengan lumpur akibat jalan tanah yang mereka lalui dari rumah menuju sekolah. Percakapan tentang hal yang profan terjadi diantara meraka.
Sampul : ter.. udh siap kau tugas MM (matematika)?
Piter : udahlah pul, kakak ku semalam yang kerjakan. Gak ngerti aku gimana tugas itu cara mengerjakannya.
Sampul : ahh enak lah kau siap tugas. Perkara tau atau enggak mana masalah itu, yang penting siap dan gak dihukum guru. Pukulan guru kita kan sakit sekali.
Piter : karena itulah kupaksa kakak ku mengerjakan nya. Sampai nangis aku menyuruh dia buat mengerjakan tugas MM itu. Lebih takut aku dipukul guru dari pada di marahi kakak ku.
Sampul : ah betul juga itu ter, aku gimana lah gak ada yang mengajari aku mengerjakan tugas itu. Orang tua ku pun gak mengerti dan malas mengajari aku. Lihatlah aku dulu tugas MM mu itu kalau gitu?
Piter : ya sudah ini lihatlah dan salin biar tugas mu juga siap. Biar gak kenal hukum guru kita.
Sampul : Iya, nanti ku beli pun sama mu goreng pisang di kantin waktu istirahat ya...
Piter : Nah, gitulah kan sama-sama enak..
Sampul : Aman itu ter..
Piter : mudah-mudahan gak di suruh guru kita mengerjakan tugas itu di depan papan tulis ya, soalnya gak tau kita dari mana jalan dan hasilnya tugas itu.
Sampul : iyakan semogalah. Tapi yang penting siaplah tugas kita. Perkara tau enggak tau urusan belakangan lah itu, paling penting gak di hukum kita.
Piter : iyakan pas lah itu.
Setelah bel berbunyi pertanda sekolah telah masuk jam belajar-mengajar di mulai, semua siswa kelas tersebut telah duduk di bangku masing-masing dan guru wali masuk untuk memulai pelajaran Matematika. Sang guru mempertanyakan perkara tugas (PR) yang diberikan di hari sebelumnya agar di kumpul ke meja beliau, dan bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas berbaris di depan papan tulis untuk mendapatkan hukuman dari sang guru. Sampul dan Piter tersenyum dengan bahagia sebab telah menyelesaikan tugas sehingga tidak di hukum oleh guru dan yang membuat mereka semakin bahagia adalah tugas mereka hanya di periksa oleh guru dan langsung dinilai tanpa mesti mereka mempertanggungjawabkan masing-masing tugas mereka sebab sang guru sedang banyak pikiran dengan masalah rumah tangganya.
Komentar
Posting Komentar