Tanah Merah Sebuah Pulau


Tanah merah yang menghampar berkilau diterpa sinar matahari
Debu berhamburan sebatas pundak orang dewasa
Tak terdapat hehijauan selain perdu dan ilalang yang mencoba hidup
Sesekali kadal kecil berlarian mencari tanah yang menggelap

Tanah merah itu meruapkan bebauan yang kering
Ada asa yang tertunda di atas tanah merah kering itu
Hujan yang lama tak berkunjung menyisakan kebencian
Kehidupan yang terenggut oleh napas-napas tersengal-sengal

Di kejauhan sebuah bayang kasat mata berlenggok
Seperti menghampiri tanah yang merah itu
Sesaat kemudian menghilang tanpa bersuara
Kebencian kembali terenggut oleh napas-napas tersengal-sengal

Tanah merah itu tak kukenal dahulu hingga aku melihat kebawah
Hanya hehijauan pangan dan bebuahan yang terlihat
Rupa warna dan wewangian menghiasi udara sejuk
Menggugah rasa dahaga oleh sebentuk buah ranum

Hingga orang-orang asing yang tak kukenal itu hadir
Setelan tuksedo yang tak jamak di tanah merah itu
Memandang sejauh mata entah berpikir apa kemudian lekas menghilang
Mesin-mesin meraung memperkosa sang tanah merah

Aku berdiri di kejauhan...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 tahun sudah

Pada Sahabat Yang Pergi, Kusampaikan

Beberapa Paragraf Untuk Gembel