Rutin membunuh

Bocah berusia enam tahun bahkan kurang, bangun berenggan-enggan pukul enam pagi bahkan kurang
Ada sepasang dewasa yang berharap banyak 
Pada imaji dan harapan akan hal yang indah tentang esok
Dinginnya pagi dan air mandi tak menyemangati
Seragam sewarna bendera telah menanti usai mandinya
Belajar begitu berat, tapi bermain siapa yang bisa menyangkal (?)

Remaja tersentak dengan keinginannya
Hidup begitu menggairahkan akan hal-hal yang memicu adrenalin dan nafsu
Belajar begitu banyak sejak bocah sampai-sampai begitu banyak yang mesti terlupa
Apakah itu berguna? Entahlah mengingatnya saja begitu sulit. Belajar begitu banyak, melupai begitu banyak
Merasakan gairah sepertinya lebih menarik

Seorang mahasiswa kebingungan dengan tujuannya
Jemu dengan semua silabus bertumpuk
Gamang dengan tujuan praktis dan ideal dan identitas
Pada nilai-nilai yang begitu ribet tuk diterapkan
Akhirnya hampir selalu begitu-begitu saja
Bergelut pada kebutuhan-kebutuhan dari impak

Dewasa berebut mengais harapan lagi
Pada kehidupan yang normal dan menyenangkan
Menyakiti diri dan orang lain tanpa sadar
Berlomba-lomba menegakkan tiang harapan 
Yang tak pernah usai

Seorang tua duduk dalam sebuah kamar remang
Punggung dan matanya kerap letih
Menggali sisa-sisa hidup yang tampak menyenangkan
Anak-anaknya sudah memulai lagi hidupnya dulu
Dia kerap memperingatkan namun bingung akan alasan
Rutin membunuh...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 tahun sudah

Pada Sahabat Yang Pergi, Kusampaikan

Beberapa Paragraf Untuk Gembel