Terasingkan



Inginkah kau tahu, ada jalan yang kita lalui dalam kosong
Jalan sempit bertepikan semak penuh harapan
Kadang kita terguncang akan ketidaksiapan
Pada keinginan yang jauh dari kepala
Kau tahu, kita menapakinya kerapkali

Sesekali euforia mencumbu
Pada kemenangan-kemenangan renta muskil
Terseret malam yang tak mengenal waktu
Kembali pada Pagi yang kompetitif
Kau tahu, kita menabung penyakit

Ada kamar yang selalu menyambut kita
Dalam dinginnya wajah tanpa muka
Pada rabahan yang ngilu
Berharap ingin mendekati kepala
Kau tahu, kita terguncang lagi

Sesekali lihatlah pasangan senja
Didepan teras berdipan kayu
Pada hari-hari yang dingin
Dalam geriknya yang hemat
Kau tahu, kita menunggu giliran

Ladang terhampar berselimutkan perbukitan
Kau tahu, aku duduk ditepinya
Sesekali menepis serangga nakal
Dalam hari yang sedang dingin
Kosong, pendewasaan laju adab
Akan penerimaan


Sitahoan, Juli-Sore menjelang malam





Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 tahun sudah

Pada Sahabat Yang Pergi, Kusampaikan

Beberapa Paragraf Untuk Gembel